Sinematografi
adalah segala perbincangan mengenai sinema (perfilman) baik dari estetika, bentuk, fungsi, makna,
produksi, proses, maupun penontonnya. Saat ini banyak kalangan muda yang sedang
menggandrungi dunia perfilman. Begitu pula kita para sinematografer yang baru
belajar tentang sinematografi dengan Bapak Aries Prasetyo seorang
sinematografer dari Purbalingga. Di SMA N 3 BOYOLALI saat ini telah terdapat
sebuah ekstrakulikuler perfilman kepada sekolah SMA N 3 BOYOLALI, Bapak Khaerul
Anwar. Dan kebetulan Bapak Khaerul Anwar sendiri mempunyai rekan yang sudah
sukses di bidang film pendek yaitu pak Aries Prasetyo. Untuk kita,
sinematografi yang bisa disebut masih newbie sangat mengejutkan karena kita
telah memproduksi 2 film hanya dalam beberapa Bulan ini.
Produksi
film pendek pertama kali oleh Cakra Kencana dilakukan saat akhir Bulan Desember
pada tahun 2015. Film tersebut juga merupakan sarana untuk belajar dalam
pembuatan film. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya ,kita belajar dengan
Bapak Aries Prasetyo dari Purbalingga yang merupakan sinematografer yang sudah
memenangkan berbagai kejuaraan lomba dalam dunia film pendek. Mungkin beberapa dari
kita awalnya hanya dengan modus coba-coba untuk mengisi waktu di liburan
semester 1. Alhasil dari liburan uang yang dimanfaatkan untuk mempelajari
tentang seluk beluk sinematografi, kita telah memproduksi sebuah film dalam 7
hari penelitian. Film pertama ini bercerita tentang seorang anak yang kurang
mampu. Anak tersebut berjuang untuk membiayai sekolahnya dengan bekerja sebagai
suplier susu.
Film
kedua yang di produksi Cakra Kencana yaitu film yang di produsi saat
diadakannya FLS2N yang berhasil meraih juara II tingkat Kabupaten Boyolali yang
dilaksanakan pada Bulan Mei 2016 di SMK N 1MOJOSONGO yang diwakili oleh Jatu
Suryandaru, Indah Lestari, dan Ramadhani BSN. Film kedua tersebut bercerita
tentang dua siswa yang gagal saat ulangan harian matematika sehingga mereka
harus remidi. Yang mengikuti remidi ada 5 orang, tetapi hanya 1 orang yang
tidak jujur saat remidi yaitu jatu. Dia meminta jawaban ulangan harian dari
temannya dan lebih parahnya dia membawa contekan untuk sukses pada remidinya.
Jatu membujuki Indah untuk mencontek seperti apa yang ia lakukan tetapi Indah
menolaknya. Pastinya telah mengetahui hasilnya bila Jatu berhasil tidak
mengikuti remidi yang ke dua sedangkan Indah dan 3 siswa yang lain harus
mengulangi lagi. Alangkah tidak beruntungnya Jatu, ia di panggil oleh guru dan
harus menerima tanggung jawab atas apa yang ia lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar